Twitter diberi denda hingga Rp5,2 miliar setelah pihaknya telat memberikan data akun mantan Presiden AS Donald Trump.
, SOLO - Lagi-lagi Twitter di bawah komando Elon Musk harus membayar denda karena dinilai tidak sigap membantu pemerintah Amerika Serikat .
Melansir dari Washington Post, Twitter terpaksa menyerahkan catatan mantan presiden Donald Trump kepada penasihat khusus yang menyelidiki peristiwa menjelang serangan 6 Januari 2021, seperti diungkapkan dalam sebuah putusan pengadilan banding dibuka Rabu .Seorang hakim pengadilan Beryl A. Howell memutuskan pada bulan Maret bahwa Twitter harus mematuhi surat perintah penggeledahan tertutup yang diminta oleh penasihat khusus.
Pihak X mengklaim bahwa perusahaan harus diizinkan untuk memberi tahu pelanggan yang akunnya tunduk pada surat perintah penggeledahan.X telah menyerahkan data pada bulan Februari, tetapi mengajukan banding atas denda tersebut. Kasusnya pun ditolak oleh pengadilan banding AS bulan lalu.
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Bye-bye Burung Biru, Elon Musk Mau Ganti Logo Twitter Jadi XBos Twitter Elon Musk akan mengganti logo Twitter dari burung biru menjadi X. Gimana menurutmu?
Read more »
Tanggung Dosa Credit Suisse, UBS Setuju Bayar Denda Rp5,86 TBank raksasa Swiss, UBS setuju untuk membayar denda kepada regulator Amerika Serikat (AS) dan Inggris sekitar US$ 390 juta (Rp5,86 triliun) terkait Archegos.
Read more »
Donald Trump Dituduh Memaksa Karyawannya Hapus Rekaman Kamera Keamanan di Mar-A-LagoMantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dituduh melakukan pemaksaan kepada karyawannya.
Read more »
6 Masalah Hukum yang Dihadapi Mantan Presiden AS Donald TrumpMantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap optimistis dengan perebutan nominasi calon presiden dari Partai Republik. Dia menyakini bahwa dirinya mampu...
Read more »
Donald Trump Didakwa Terkait Upayanya Batalkan Hasil Pilpres 2020Departemen Kehakiman Selasa sore (1/8) mendakwa mantan Presiden Donald Trump terkait upaya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden 2020 pada hari-hari sebelum kerusuhan 6 Januari 2021 di Gedung Kongres AS. Dakwaan ini menyusul penyelidikan yang telah berlangsung lama, dan mendengarkan...
Read more »