Atasan para anggota TNI yang menyiksa seorang warga sipil di Puncak, Papua, berkata kepada BBC bahwa dia tidak mengetahui kasus itu. Pimpinan TNI pun mengeklaim kasus tersebut dilakukan oleh oknum dan bukan “gambaran perilaku anggota TNI secara keseluruhan“.
Ilustrasi. TNI membantah memiliki prosedur kekerasan dalam operasi mereka di Papua. Namun merujuk riset akademik, kekerasan aparat terhadap warga sipil, termasuk yang berujung kematian, terus berulang selama puluhan tahun.Atasan para anggota TNI yang menyiksa seorang warga sipil di Puncak, Papua, berkata kepada BBC bahwa dia tidak mengetahui kasus itu. Pimpinan TNI pun membuat klaim, kasus tersebut dilakukan oleh oknum dan bukan “gambaran perilaku anggota TNI secara keseluruhan“.
Dua remaja Papua ditangkap sebagai saksi usai penembakan pesawat di Yahukimo, tindakan aparat disebut ‘merendahkan derajat manusia’Saat mengatakan itu, Dudung menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Dia mengucapkan kalimat itu sebagai pesan untuk prajurit Batalyon Infanteri 300 Braja Wijaya yang akan berangkat ke Kabupaten Puncak, Papua Pegunungan.
Laki-laki bernama Defianus Murib yang disiksa itu tetap hidup usai penyiksaan tersebut, meski kondisi medisnya saat ini urung diketahui. Kepala RSUD Ilaga Elpina Kogoya tidak merespons upaya komunikasi yang dilakukan BBC News Indonesia. Warinus jatuh dari mobil aparat dalam kondisi tangan diikat, klaim Panglima Kodam Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan. Ketika jatuh, kata Izak, kepala Warinus membentur batu.
Namun data yang disusun berbasis metodologi akademis dan wawancara terhadap korban maupun aparat berbanding terbalik dengan klaim petinggi militer.menunjukkan, dari setidaknya 431 kasus penyiksaan oleh aparat pada periode 1963-2010 di Papua, hanya dua yang dilakukan terhadap milisi pro-kemerdekaan. Sisanya merupakan penyiksaan terhadap warga sipil—nonkombatan alias orang-orang yang tidak mengangkat senjata.
Afri membuat klaim, pada pukul empat sore terdengar tiga tembakan yang diarahkan ke pasukannya. Prajuritnya lantas berlindung dan membalas dengan “memberi tembakan peringatan”. AKPB Bayu Suseno, Juru Bicara Satgas Cartenz, tak lama setelah kejadian itu juga menyebar pernyataan kepada pers. Dia tidak menyebut penyiksaan telah terjadi.Puskesmas di Distrik Omukia, Puncak, Papua, yang diklaim TNI akan dibakar milisi pro-kemerdekaan pada 3 Februari lalu.
“Ukir-ukir. Enak itu,” terdengar salah satu pelaku penyiksaan mengatakan itu saat belati disayatkan ke tubuh korban.Orang yang dipukuli dan disayat itu adalah Definaus Kogoya. Warinus Murib dan Alinus Murib tak tampak dalam video tersebut. Dalam foto lainnyya, terlihat bahwa wajah Defianus bengkak dan lebam. Matanya benjut dan biru. Guratan seperti bekas sayatan membentang dari pipi kiri, hidung, ke pipi kanan. Sebagian besar rambutnya terkelupas.
Hingga awal pekan ini, kata Juru Bicara TNI Angkatan Darat, 42 prajurit dari Yonif 300 Braja Wijaya telah diperiksa oleh otoritas Polisi Militer Kodam Siliwangi. Dari jumlah itu, 13 di antaranya ditetapkan menjadi tersangka. Kristomei berkata, mereka dimasukkan ke tahanan militer dengan keamanan maksimum.“Kami akan lihat bagaimana keterkaitan sebab-akibatnya. Ini akan menentukan hukuman untuk prajurit itu,“ ujar Kristomei.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Kristomei, berkata lembaganya “membekali prajurit” yang akan dikirim ke Papua. Pembekalan itu, kata dia, diberikan “agar prajurit TNI memenuhi SOP ,yang disebut Kristomei adalah regulasi internal TNI bahwa pembelaan diri yang dilakukan tentara harus sesuai dengan eskalasi ancaman yang diperkirakan akan terjadi. Ketentuan ini menentukan apakah tindakan pembelaan diri tentara dapat dibenarkan atau tidak.
Bagaimanapun, peristiwa penyiksaan tentara terhadap warga sipil di Puncak, Papua, bukan baru kali ini terjadi. Aqsha bahkan sempat menyebut bahwa Kodam Cenderawasih telah melaporkan orang yang menyebarkan foto-foto itu ke kepolisian dengan UU ITE. Namun proses persidangan akhirnya mengungkap bahwa penyiksaan itu terbukti benar terjadi.. Pada tingkat banding di Pengadilan Militer Tinggi Surabaya tertanggal 16 Februari 2023, mereka dijatuhi pidana penjara selama 1,5 tahun. Hanya dua di antara mereka yang mendapat vonis pemecatan dari TNI.
Empat tentara divonis bersalah dalam kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap warga Nduga, Februari 2023. Merujuk berkas pengadilan, penyiksaan terhadap Apinus dan Luther terjadi di lobi Koramil 1705-11 Sugapa. Hakim menyatakan, empat dari tujuh tentara yang diseret ke pengadilan itu membakar jenazah Apius dan Luther untuk menghilangkan jejak kejahatan.
Pernyataan serupa dikatakan Kontras untuk vonis pengadilan terhadap para tentara yang membunuh Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya. Hingga tingkat banding, tiga tentara itu "hanya" dijatuhi hukuman penjara satu tahun. Ketiganya adalah Saiful Anwar, Alex Ading, dan Moh. Andi Hasan Basri.Potret pemakaman Justinus Bagau, Janius Bagau, dan Soni Bagau, warga sipil di Intan Jaya pada Februari 2021. Tentara yang terlibat penyiksaan terhadap mereka divonis penjara.
Para pelaku membunuh Janius dan Justinus di sebuah klinik di Intan Jaya. Seperti pada kasus lain yang disebut dalam artikel ini, TNI menuduh Janius dan Justinus sebagai anggota TPNPB—klaim yang akhirnya tidak terbukti. “Kepentingan pelaku di Papua yang melakukan penyiksaan adalah mempertontonkan kekerasan bahwa merekalah yang berkuasa. Ini terjadi karena lingkaran imunitas yang kebal.
Dalam risetnya, Budi mengutip pernyataan seorang mantan tentara yang pernah ditugaskan menjaga perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Tentara itu bernama Maxi, nama samaran yang diberikan Budi untuk melindungi identitasnya.“Kami tidak menembak siapapun, tapi kami bebas melakukan apapun yang kami suka. Ini seperti permainan bagi kami, untuk bersenang-senang. Kami tidak memiliki aktivitas apapun dan komandan kami pun tidak berbuat banyak untuk merespons tindakan kami. Dia membiarkan kami.
"Ini sangat tidak profesional. Membedakan kombatan dan warga sipil adalah prinsip dasar hukum humaniter yang harus dipegang setiap tentara di dunia. Ini adalah kegagalan mendasar aparat di Papua," ujar Budi.Tokoh gereja di Papua 'tawarkan diri' bantu bebaskan pilot Susi Air: 'OPM tetap manusia yang bisa diajak bicara'BBC News Indonesia melihat sejumlah unggahan anggota Yonif 300 Braja Wijaya di media sosial.
“Prajurit tidak bisa disodori hukum yang rumit. Tapi apakah sebenarnya prinsip itu diajarkan kepada prajurit? Seperti apa kurikulum di TNI?” ujar Budi. TNI menuduh kelimanya adalah milisi TPNPB. Namun Atias membantah tudingan itu. Kelimanya, kata Atias, adalah jemaat di gerejanya. “Lebih baik mereka ambil posisi di yang jelas supaya perlawanan dengan TNI/Polri jelas medannya. Jangan ke masyarakat,” kata Atias.
Seperti catatan yang disusun akademisi, kelompok advokasi HAM, termasuk yang muncul dalam pemberitaan BBC Indonesia sebelumnya, telah banyak muncul dugaan kekerasan aparat terhadap warga di Papua. Itu pula yang terjadi pada kerabat Anom. “Seperti laki-laki pada umumnya di Puncak, dia jalan membawa parang. Tapi mungkin aparat pikir dia mata-mata TPNPB atau mau menyerang tentara,” ujar Anom.
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Kapuspen TNI Bilang Orang yang Dianiaya oleh Anggotanya adalah Anggota KKBMabes TNI telah mengidentifikasi korban pemuda Papua yang disiksa oknum prajurit TNI di Kabupaten Puncak, Papua.
Read more »
40 Anggota TNI AD Dimutasi Panglima TNI, Jabatan Baru: Pangdam XVIII/Ksr hingga Kabais TNIPanglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto kembali melakukan mutasi terhadap 52 TNI, termasuk 40 TNI AD.
Read more »
4 Pejabat Penting di Lingkungan TNI Diganti, Mayjen Yudi Resmi Jabat Kabais TNI4 Pejabat yang diganti adalah Irjen TNI, Danjen Akademi TNI, Aslog Panglima TNI, dan Kabais TNI
Read more »
Prajurit TNI Asal Kebumen Gugur dalam Baku Tembak di Puncak Jaya PapuaPRAJURIT TNI asal Kebumen Sertu Marinir Ismunandar gugur dalam pertempuran kontak tembak dengan kelompok separatis kelompok kriminal bersenjata KKB Papua
Read more »
TNI: Polisi Militer TNI AD Selidiki Dugaan Penyiksaan Orang PapuaKepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Nugraha Gumilar, Sabtu (23/3), mengatakan TNI sedang melakukan investigasi dugaan penyiksaan terhadap seorang warga Papua, yang videonya viral di dunia maya sejak Kamis (21/3). “Dari video tersebut...
Read more »
13 Oknum TNI Diduga Lakukan Kekerasan di PapuaJPNN.com : Sebanyak 13 oknum prajurit TNI diduga melakukan tindak kekerasan di Puncak, Papua.
Read more »