Pemerintah Taiwan sedang mempertimbangkan perubahan nama perusahaan China Airlines, untuk menjelaskan bahwa maskapai itu bukan dari Cina Daratan.
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan China Airlines berkemungkinan untuk ganti nama. Ada sekitar 40.000 pemohon Taiwan dan kelompok anggota parlemen menuntut perubahan nama itu, seperti dilaporkan oleh South China Morning Post, belum lama ini. Musabab ihwal itu setelah terdapat laporan bahwa China Airlines telah keliru dikira sebagai Air China, ketika mengirimkan masker dan bantuan medis ke berbagai negara.
Sedangkan perlu biaya sangat besar mengubah nama dan logo dalam berbagai kontrak penerbangan dan komersial, dengan berbagai agen di seluruh dunia.'Perubahan nama melibatkan hak penerbangan dan banyak faktor lain, yang tidak mudah dilakukan,' kata Menteri Transportasi Taiwan Lin Chia-lung.Ia menjelaskan, bahwa untuk maskapai nasional diberi label dengan nama Taiwan adalah sesuatu yang harus diusahakan pemerintah.
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Trump Setop Pendanaan untuk WHO yang Ditudingnya Pro-China |Republika OnlineTrump menuding WHO telah mempromosikan 'disinformasi' China tentang Covid-19.
Read more »
Hentikan Dana untuk WHO, China Kecam Keputuan TrumpChina akan selalu mendukung WHO dalam memainkan peran penting dalam kesehatan masyarakat internasional dan respons anti...
Read more »
China Desak AS Penuhi Kewajibannya untuk WHOChina, Rabu (15/4), mendesak Amerika Serikat untuk memenuhi kewajibannya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Desakan itu disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump menghentikan pendanaan ke WHO
Read more »
China Perkuat Diplomasi di Eropa dengan Masker |Republika OnlineChina berhasil menjaga pengaruhnya di Eropa Timur.
Read more »