Minimarket di seantero Jepang selalu berujung membuang banyak sekali makanan yang masih layak dikonsumsi. Para pegiat di Tokyo pun berupaya mengubah kebiasaan itu.
Riko Morinaga, seorang lulusan SMA di Tokyo, biasanya menghabiskan malam minggunya dengan berkumpul bersama teman-temannya.
Ehomaki juga memperlihatkan bagaimana minimarket yang tersebar di mana-mana di Jepang, yang terkenal dengan makanan cepat basi seperti sushi, sandwich dan makan malam siap saji berkontribusi pada persoalan ini. Perwakilan dari 7-Eleven dan Lawson, dua jaringan minimarket besar di Jepang, mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak mengungkap jumlah limbah makanan yang dihasilkan oleh toko-toko mereka.
Namun menurut beberapa aktivis, itu belum cukup. Untuk mencapai target SDG terkait sampah makanan, negara harus menyusun targetnya berdasarkan data pada tahun 2015. Dengan menyandingkan trennya dengan data tahun 2000, ketika jumlahnya lebih besar, Ide menuding Pemerintah Jepang “menggunakan pendekatan yang curang”.
Dia kaget ketika mengetahui bahwa makanan yang dibawa ke pengungsian kerap dibuang, bukannya sampai ke tangan para pengungsi yang membutuhkan. Dia bekerja sama dengan jejaring luas masyarakat dan orang dalam industri yang ingin mereformasi sistem, serta membantu mengumpulkan data tentang bagaimana praktik yang buruk di industri telah berkontribusi pada timbulnya sampah makanan.'Kurangi sampah makanan, berbagi dengan warga miskin'
Para pembeli membayar harga makanan yang lebih tinggi untuk melindungi perusahaan ritel dari kerugian yang tidak terelakkan, sebagai imbas dari membuang makanan sebelum waktu kadaluwarsanya."Kalau orang-orang menyadari bahwa mereka menghabiskan banyak uang untuk sampah makanan, saya rasa pandangan dan sikap mereka akan berubah," kata Ide.
“Kantor pusat mendapatkan lebih banyak keuntungan karena mereka memasok lebih banyak makanan ke toko-toko, terlepas apakah makanan itu akan terbuang atau tidak,” kata Kawano dari serikat pekerja.Menurut Kawano, pemilik waralaba mengatakan bahwa mereka menghadapi tekanan untuk memesan makanan harian secara berlebihan. Begitu pula untuk barang musiman dari tahun ke tahun.
Menurut Kawano, mereka melakukan itu demi menghindari teguran kantor pusat dan takut kontrak mereka diputus.Kawano mengaku mengenal beberapa manajer toko yang bunuh diri, termasuk seorang rekan kerjanya berusia 27 tahun yang gagal menjual cukup banyak odeng. Dari luar, minimarket ini tampak merupakan bagian dari jaringan minimarket Lawson, perusahaan yang awalnya berasal dari Amerika Serikat, namun kini berkantor pusat dan beroperasi di seluruh Jepang.Ketika saya mengunjunginya pada suatu hari yang hujan saat musim semi, tulisan biru dan putih cerah khas Lawson telah diganti dengan gambar warna-warni yang meriah. Warnanya sesuai dengan warna-warna SDGs PBB.
Toko ini juga mendaur ulang minyak goreng jelantah ke perusahaan biogas lokal. Pelanggan juga mendapat diskon jika membawa gelas kopi mereka sendiri. Menurut Ide, Lawson adalah yang paling progresif di antara jaringan minimarket Jepang. Perusahaan lain lebih lambat untuk berubah, meskipun ada beberapa perkembangan positif.
UU itu mendorong pemerintah Jepang, baik di level pusat dan lokal, mencari solusi untuk mengatasi pemborosan makanan. Meski demikan, UU itu belum sempurna.
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Infeksi STSS Muncul di Jepang, Tembus Hampir 2.500 Kasus Ini Bikin GegerBakteri seperti STSS dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Read more »
Aprindo Pastikan Minimarket Anggotanya Tak Jual Pulsa Judi OnlineRoy N Mandey telah memeriksa minimarket-minimarket anggota Aprindo. Hasilnya tidak ditemukan minimarket yang menjual isi ulang pulsa untuk judi online.
Read more »
Kelakar Takumi Minamino Drawing Kompatriotnya Sebabkan Jepang dapat Grup Neraka, Hadapi Timnas Indonesia LagiGelandang Jepang, Takumi Minamino berkelakar bila hasil drawing yang diambil kompatriotnya, Shinji Okazaki membuat Jepang masuk
Read more »
Angka Kelahiran Jepang Mengkhawatirkan, Perusahaan Jepang Ubah Pola Bisnis Seperti IniBerdasarkan data PBB, ada enam negara Asia juga mengalami krisis angka kelahiran.
Read more »
Kisah Izumo Kotanya Para Jagoan IT di Jepang, Mayoritas dari Eropa TimurIni kisah Izumo, pusat teknologi Jepang yang bercita-cita tinggi menargetkan talenta Eropa Timur
Read more »
Kelakar Mendagri Tito ke Para Bupati: Populasi Turun, Jangan Sering Kunker ke JepangMendagri Tito Karnavian, mengingatkan para bupati se-Indonesia agar tidak terlalu sering melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Jepang
Read more »