Malaysia akan melarang ekspor bahan mentah, mengikuti apa yang sudah dilakukan Indonesia di era Presiden Jokowi. Larangan ekspor akan berlaku pada tanah jarang.
Selain itu, larangan diberlakukan karena ia ingin Malaysia mendapatkan keuntungan maksimal dari sumber daya alam yang dimiliki. Dalam paparannya di Parlemen Malaysia, Anwar menyebut kalau larangan berlaku efektif, industri logam tanah jarang bisa memberikan kontribusi 9,5 miliar ringgit atau US$2 miliar bagi PDB Malaysia pada 2025.
Analis David Merriman di Project Blue mengatakan dampak pelarangan di Malaysia masih belum jelas karena kurangnya rincian. Namun pelarangan ekspor bijih tanah jarang dapat berdampak pada perusahaan China yang beroperasi di Malaysia. Jokowi mengklaim hilirisasi memberikan manfaat termasuk dalam pembukaan lapangan kerja. Jokowi mencontohkan hilirisasi nikel di Sulawesi Tengah telah menyediakan lapangan kerja bagi 71.500 tenaga kerja dari sebelumnya 1.800 tenaga kerja.