Restrukturisasi yang dilakukan BTN merupakan dukungan korporasi bagi debitur terdampak Covid-19. BTN
jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara telah menerima permohonan restrukturisasi kredit dari debitur terdampak Covid-19. Sesuai arahan pemerintah dan POJK yang mengatur tentang relaksasi kredit terkait Covid-19, Bank BTN saat ini tengah melakukan proses klasifikasi atas permohonan dari debitur kredit yang mengajukan secara online. "Sudah ada 17 ribu lebih debitur yang pinjamannya sudah dilakukan restrukturisasi.
Baca Juga: Hingga kini, Bank BTN mencatatkan memiliki hampir 2 juta debitur dengan baki debet lebih dari Rp250 triliun. Adapun, belasan ribu permohonan restrukturisasi ke perseroan tersebut mencatatkan total debet sekitar Rp2,7 triliun. “Jumlah tersebut mencakup debitur Kredit Pemilikan Rumah Subsidi dan keseluruhannya di bawah Rp10 miliar sesuai ketentuan OJK," jelasnya.
Malaysia Latest News, Malaysia Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
BTN restrukturisasi kredit 17 ribu nasabah terdampak COVID-19PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyatakan terdapat lebih dari 17.000 nasabah yang kreditnya sudah direstrukturisasi hingga pekan ini.\r\n\r\nDirektur ...
Read more »
BTN Restrukturisasi Kredit 17.000 Nasabah |Republika OnlineRestrukturisasi kredit BTN hanya diberlakukan bagi debitur terdampak Covid-19.
Read more »
Via Online, BTN Sudah Restrukturisasi Kredit 17.000 DebiturBTN saat ini tengah melakukan proses klasifikasi atas permohonan dari debitur kredit yang mengajukan secara online.\n
Read more »
BTN Revisi Traget Pertumbuhan Kredit |Republika OnlinePertumbuhan kredit KPR nonsubsidi direvisi nol persen sampai tiga persen.
Read more »
Dampak Covid-19, BTN Revisi Target Pertumbuhan KPRUntuk KPR non-subsidi dan komersial, perseroan merevisi pertumbuhan kredit menjadi kisaran 0%-3%.
Read more »
BTN Restrukturisasi Kredit 17.000 Nasabah |Republika OnlineRestrukturisasi kredit BTN hanya diberlakukan bagi debitur terdampak Covid-19.
Read more »