Andy Yentriyani: Banyak Teman Saya Menikah dengan Pria yang Lebih Tua dari Ayahnya

Malaysia News News

Andy Yentriyani: Banyak Teman Saya Menikah dengan Pria yang Lebih Tua dari Ayahnya
Malaysia Latest News,Malaysia Headlines
  • 📰 liputan6dotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 501 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 204%
  • Publisher: 83%

Andy menyaksikan langsung, tak sedikit dari teman-teman sekolahnya yang perempuan dan beretnis Tionghoa harus pasrah dinikahi warga Taiwan.

Setelah dua dekade bergulat dengan isu-isu hak asasi manusia , khususnya hak perempuan, Andy Yentriyani akhirnya terpilih menjadi Ketua Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan . Sebuah perjuangan panjang yang terus dilakukannya sejak masih di bangku sekolah hingga kini.

Usai menamatkan pendidikan di SMAN 1 Pontianak, Andy memutuskan kuliah di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Bisa dimaklumi, karena sejak awal Andy memang bercita-cita menjadi diplomat. Namun, dia tetap memiliki keresahan terhadap nasib perempuan di kota kelahirannya.

Sepuluh tahun kemudian Andy terpilih menjadi Komisioner Komnas Perempuan periode 2010-2014. Andy pun makin intens memantau dan mendokumentasikan kekerasan terhadap perempuan serta mengadvokasi persoalan hak-hak perempuan di tingkat lokal, nasional juga global. Andy juga mengembangkan inisiatif untuk penelitian dan pengkajian lewat Perkumpulan Rukun/Lingkar Bestari di Jakarta, yang bergerak di bidang penelitian dan pendidikan publik, termasuk melalui pengembangan pendidikan usia dini.

Sebetulnya kalau ditanya cita-cita remaja saya justru jadi ahli nuklir. Karena itu saya sebetulnya SMA-nya itu mengambil A1, kalau dulu berarti kelas fisika ya dan bisa ikut lewat jalur prestasi. Lalu macam-macam hal lain yang terjadi ya setelah itu, seperti krisis ekonomi dan berpuncak pada tragedi Mei 1998. Peristiwa itu yang membuat saya terhenyak betul ya, saya pikir ini kalau kita mau kerja sungguh-sungguh untuk membangun Indonesia, tampaknya kerjanya harus dari dalam negeri, bukan di luar negeri di dalam proses diplomasi yang merupakan hilir ya dari proses pembelaan gitu. Sementara yang perlu dibenahi itu justru di dalam negerinya, di hulunya.

Nah, saya melihat teman-teman saya pada usia SMP, khususnya teman-teman perempuan itu mulai dinikahkan dalam usia yang sangat kecil, sementara kami masih menata cita-cita ya, ini habis SMP mau sekolah SMA di mana? Habis SMA itu mau belajar apa dan lain-lain.Benar, jadi teman-teman saya mulai dinikahkan gitu kan dengan macam-macam model.

Kalau saya boleh menyebutkan hanya ada Mba Ani Soetjipto, salah satu pemikir akademisi Indonesia yang memang juga fokus pada isu gender yang mendukung saya, terus bilang oke. Karena harus membuktikan ini adalah ilmu hubungan internasional saya diminta untuk mencari pembimbing ke luar dari kampus dan pada saat itu salah satu tokoh perempuan yang aktif dalam isu migrasi, TKW dan lainnya adalah Mba Tati Krisnawati yang merupakan salah satu komisioner di Komnas Perempuan.

Karena saya percaya bahwa untuk melakukan perubahan, khususnya terkait dengan kekerasan terhadap perempuan dibutuhkan perubahan paradigma yang luar biasa. Dan itu berawal dari kerja kita dengan masyarakat dan karenanya ada kebutuhan untuk bisa menyampaikan gagasan-gagasan kita dengan lebih tepat kepada masyarakatnya.

Saya mau menyampaikan begini, kebanyakan waktu saya di Komnas Perempuan itu lebih karena dalam pandangan saya ada situasi-situasi yang sebetulnya jauh lebih mendesak. Segera setelah itu, banyak laporan di Komnas Perempuan tentang kebijakan-kebijakan diskriminatif di banyak daerah dan saya diminta untuk membangun satu tim pemantauan di 7 provinsi, 21 kota-kabupaten tentang apa dampak otonomi daerah bagi perempuan.

Dan buat saya itu satu peristiwa yang sangat mengharukan ya, di mana para ibu ini bisa duduk bersama-sama memikirkan apa simbol yang mau dibangun. Dan itu dilakukan di TPU Pondok Rangon, di mana ada 113 makam jenazah yang tidak dapat diidentifikasi. Tentunya ini mungkin terjadi karena ada dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pada tahun 2014 ternyata ada peristiwa yang sama lagi. Terjadi penolakan pada penguburan salah satu kawan, maksudnya saudara kita juga penghayat kepercayaan gitu. Jadi peristiwa-peristiwanya tuh begitu kelu ya. Jadi pada pengalaman-pengalaman perempuan pembela HAM ataupun pendamping korban, ini yang disebut dengan burnout lejar.

Mengingat apa yang sedang saya alami, bagaimana saya menyikapi atau merespons dan saya pikir untuk kita memperjuangkan pemenuhan hak asasi manusia tidak ada privilege sebetulnya untuk pesimis gitu. Karena kalau bagaimana kita bisa bekerja dan berjuang dengan pesimis, kita harus yakin bahwa perubahan itu mungkin.

Terus saya balik, saya belajar dari teman-teman dan kemudian mencoba membuat inisiatif kecil tapi buat saya mungkin itu yang akan berjejak. Jadi saya membuat bersama dengan saudara-saudara, keluarga ya, dan juga teman-teman saya membuat dua hal. Terus ada lomba-lomba yang dibuat itu dan kebetulan saya menjadi bagian dari tim di tingkat provinsi, baik waktu saya SMP maupun SMA. Karena itu model penataran P4 yang saya dapatkan itu mungkin lebih panjang dari sebagian besar teman-teman seusia saya.Betul. Jadi saya itu kayak peer educator sebetulnya di antara kawan-kawan pada masa SMP dan SMA. Dan kalau di masa itu kan salah satu kebanggaan kita itu menjadi wakil dari daerah nanti puncaknya itu berjumpa dengan Bapak Presiden.

Jadi di masa tadi saya cerita ya, di 2019 kami mengupayakan memorialisasi dan ada satu rekan yang kemudian karena kesehatannya ini sangat dekat sekali dalam proses itu meninggal dunia. Waktu saya mau mengambil keputusan karena saya galau sekali dan juga saya tahu bahwa kalau saya masuk ke Komnas Perempuan lagi, maka beberapa upaya yang sedang digagas di Kalimantan Barat tidak bisa saya lakukan secara intensif, karena saya tahu beban kerja di Komnas Perempuan.

Jadi ya sudah akhirnya saya putuskan, oke kayaknya lima tahun belajar dari kawan-kawan di komunitas, break sebentar dan juga ini ada kebutuhan untuk memastikan jembatan 25 tahun yang pertama menuju 25 tahun yang ke-2 saya bismillah gitu ya langsung ajalah daftar. Dan saya yakin bahwa saya akan bekerja dengan teman-teman yang juga memiliki satu keresahan serta dedikasi dan keinginan yang serupa.

Saya mengingat tahun 2020 itu betul-betul upaya untuk bisa menjalankan mandatnya Komnas Perempuan di tengah kondisi kelembagaan yang juga sangat terbatas. Teman-teman yang juga harus bekerja dalam tekanan dan di saat Covid itu angka kekerasan naik di dalam rumah tangga ya kan? Karena semua orang masuk ke dalam rumah kan?

Jadi kalau dilihat dari jumlah kasus yang dilaporkan, memang hampir 70 persen adalah kasus kekerasan di dalam rumah tangga ya, kekerasan di dalam relasi personal sebenarnya bukan cuma rumah tangga dalam artian suami terhadap istri, tapi juga bagaimana misalnya anak perempuan mengalami kekerasan oleh ayahnya, ayah tirinya, saudara laki-lakinya, pamannya, kakeknya gitu ya.

Karena kalau makin intens bisa jadi sangat fatal. Kalau kita lihat kan dalam kurun beberapa bulan terakhir ini kita dengarkan ya kasus di mana kekerasan terhadap istri berakhir dengan kematian. Bisa kematian yang diakibatkan oleh pembunuhan dari pasangannya atau bahkan juga bunuh diri. Bahkan waktu itu sempat ada diskusi bahwa direktorat ini akan menjadi gabungan dengan Direktorat Perdagangan Orang yang kita pahami juga isunya memang sangat besar, tetapi proses nanti strukturnya kami sangat mendorong agar jangan UPPA ini menjadi subdit yang kecil lagi, karena nanti posisinya akan bermasalah seperti sekarang ini.

Saya mau menggambarkannya begini, ada mantan suami tapi nggak ada mantan bapak gitu. Jadi kalau proses hukumnya akan berlanjut, maka seorang perempuan kalau dia punya anak dia akan membayangkan apa dampak bagi anaknya. Nah juga ada isu misalnya bagaimana dengan dampak pada anak secara sosial kalau dia direkatkan sebagai anak mantan narapidana. Belum lagi jika nanti dalam satu komunitasnya, komunitas muslim itu kan ketika anak perempuan akan menikah dia harus cari walinya, bapaknya. Itu kerumitan-kerumitan yang seorang ibu akan harus bayangkan dalam jangka panjangnya, bukan hanya menyelesaikan masalah dia pada hari ini.

Peran dari masyarakat sekitar untuk memastikan bahwa peristiwa kekerasan tidak berulang. Seluruh infrastruktur ini belum belum ada, sebaliknya malah secara budaya di masyarakat kita masih sering banyak yang menganggap kekerasan oleh pasangan itu sebagai sesuatu yang itu urusan personal saja. Oh, mungkin karena kurang mampu berkomunikasi, kamu sabar saja, nanti juga akan kembali.

Tapi kalau pelaku sampai menawarkan, sudah saya tanggung jawabi, itu kan berarti peristiwa itu betul terjadi dan ada pemaksaan hubungan seksual di sana.Betul. Tapi praktik ini seolah-olah menyelamatkan pihak perempuannya karena dianggap perkosaan itu adalah aib bagi perempuannya. Karena secara sosial hubungan di luar perkawinan secara seksual bagi perempuan itu dianggap sebagai sesuatu yang menciderai kesuciannya kan ya, karena itu harus dikembalikan.

Ini bisa panjang sekali penjelasannya. Secara eksternal dulu saja, sekarang ini kan kalau kita lihat laporan langsung ke Komnas Perempuan itu melonjak drastis. Perbandingannya itu sekarang 4.000-an lebih. Jadi kalau pakai datanya Komnas Perempuan saja yang kita kumpulkan di dalam Catahu, catatan tahunan itu dalam dua jam ada lima perempuan yang menjadi korban kekerasan di seluruh Indonesia.

Kalau kita lihat misalnya di kejaksaan, di kehakiman, di Mahkamah Agung misalnya, kebutuhan aparat penegak hukum yang betul-betul paham pada isu kekerasan terhadap perempuan juga masih sedikit. Karenanya, masih banyak ya keluhan-keluhan yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan dalam proses peradilan. Atau sekarang ini banyak juga masyarakat yang merasa bahwa mereka harus mendapatkan dulu pendampingan dari masyarakat untuk bisa mengakses layanan yang disediakan oleh pemerintah. Tapi layanan yang disediakan oleh masyarakat ini kan juga jumlahnya terbatas dan sebagian besar itu bekerja secara mandiri dengan dana mereka sendiri dengan dukungan yang sangat minim, yang tertatih-tatih.

Tantangan eksternal lainnya, kalau untuk kasus-kasus yang sebetulnya dia berakar pada kondisi kebijakan makro, maka kalau kondisi kebijakan makronya tidak diperbaiki, situasinya akan semakin buruk bagi perempuan. Contoh kasusnya konflik-konflik sumber daya alam kan dia bukan peristiwa personal itu, ada kebijakan negara, ada peristiwa penggunaan kewenangan-kewenangan yang sebetulnya justru melahirkan kekerasan.

We have summarized this news so that you can read it quickly. If you are interested in the news, you can read the full text here. Read more:

liputan6dotcom /  🏆 4. in İD

Malaysia Latest News, Malaysia Headlines

Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.

4 Zodiak Ini Mengutamakan Sahabat Ketimbang Dirinya Sendiri4 Zodiak Ini Mengutamakan Sahabat Ketimbang Dirinya SendiriMereka adalah orang-orang yang memprioritaskan kesejahteraan teman-teman mereka bahkan di atas kepentingan mereka sendiri.
Read more »

Mengulik Kesaktian Andy Rompas yang Ditantang Habib Bahar: Kebal Api dan Senjata TajamMengulik Kesaktian Andy Rompas yang Ditantang Habib Bahar: Kebal Api dan Senjata TajamHabib Bahar dan Panglima Ormas Adat Manguni Makasiouw, Andy Rompas semakin memanas. Hal ini buntut dari tragedi Bitung yang seolah-olah tidak menemui titik terang.
Read more »

Ini Sosok Andy Rompas, Panglima Adat Manguni yang Berseteru dengan Habib BaharIni Sosok Andy Rompas, Panglima Adat Manguni yang Berseteru dengan Habib BaharBaru-baru ini ramai di media sosial mengenai perseteruan antara Panglima Ormas Adat Manguni Makasiouw Andy Rompas dengan Habib Bahar.
Read more »

Apple Developer Hasilkan Banyak Lulusan dan Aplikasi Inovatif di IndonesiaApple Developer Hasilkan Banyak Lulusan dan Aplikasi Inovatif di IndonesiaBerita Terkini Seputar Opini, Berita Terbaru Indonesia, Berita Hari Ini, Berita Terpopuler, Media Indonesia | Referensi Bangsa
Read more »

Daftar Amalan Bulan Rajab, Banyak Keistimewaan dan KemuliaanDaftar Amalan Bulan Rajab, Banyak Keistimewaan dan KemuliaanDikenal sebagai salah satu bulan yang banyak menyimpan kemuliaan, Rajab sudah sepatutnya diisi dengan amalan yang mendatangkan manfaat.
Read more »

Sejumlah Pakar Sesalkan Banyak Isu Penting Luput dalam Debat Capres ke-3Sejumlah Pakar Sesalkan Banyak Isu Penting Luput dalam Debat Capres ke-3Sejumlah pihak menilai performa ketiga calon presiden dalam debat pada 7 Januari 2024 kurang maksimal mengingat banyak isu penting tidak diangkat dalam perdebatan.
Read more »



Render Time: 2025-02-22 08:32:53